10 Film Animasi Korea Terbaik, Tidak Kalah atas Ceritanya

Korea Selatan sejauh ini sama dengan film dan seri tv. Tetapi, bila ingin hal-hal lain yang dapat dicicipi, Anda dapat mencoba melihat film animasi Korea Selatan. Kwalitasnya tidak kalah juara dibanding Jepang atau negara lain. Dari sisi narasi, beberapa film animasi asal negeri ginseng itu cukup bermacam dan penuh arti.

Beberapa judul film animasi asal Korea Selatan berikut ini siap melipur Anda dengan grafis yang bagus dan narasi yang memikat. Beberapa judul bahkan juga mendapatkan penghargaan paling tinggi di beberapa festival film berprestise. Makin ingin tahu apa judul film animasi yang diartikan? Berikut penjelasannya untuk Anda!

Berikut Beberapa Film Animasi Korea Terbaik Yang Wajib Anda tonton

Film animasi Korea dengan judul My Beautiful Girl, Silahkan tampil pada 2002 kemarin. Walaupun telah berakhir nyaris 20 tahun, dia masih membahagiakan untuk dilihat. Dia menceritakan mengenai 2 orang rekan, Nam Woo (Ryu Deok Hwan) dan Jun Ho (Lee Byung Hun) yang tinggal dalam suatu dusun nelayan.

Satu hari Nam Woo mendadak terlontar ke dunia khayalan karena gabungan dari sebuah marble khusus dan mercusuar laknat. Di situ ia mendapati bunga dan karang memiliki ukuran besar. Ia menyaksikan ada awan di atas sebuah tali, ikan terbang, anjing raksasa dan gadis bisu tertutup wol yang diundangnya bernama Silahkan.

Oseam dibikin berdasar penyesuaian dari novel kreasi Jeong Chae Bong. Novel ini dibikin sekalian sebagai dongeng untuk orang dewasa karena narasi didalamnya memang penuh arti. Oseam diawali dengan cerita seorang biksu yang mengasuh dua anak yatim piatu sesudah mendapati mereka ada di dekat sungai.

Dua anak yatim piatu itu ialah Gilson (Search engine optimization Yeong Kim), seorang anak lelaki yang menyukai sekali membuat onar disekitaran biara dan Gami (Seon Yeong Bak), si kakak yang buta tapi selalu usaha menolong adiknya. Mereka berdua suka sekali telusuri rimba khususnya saat musim luruh. Kakak-adik ini selalu sama-sama mengasihi dan usaha beradaptasi agar bisa hidup bersama beberapa bhikkhu yang sudah terima mereka.

Film animasi Korea seterusnya ini lumayan menarik karena dia dibuat di Korea Utara dan Selatan. Empress Chung disutradarai oleh Nelson Shin dan menggandeng Tidak Won Je, Kim Young Sun I dan Park Sun Young I sebagai pengisi suaranya. Film animasi memiliki durasi 93 menit ini punyai alur cerita yang sentuh.

Empress Chung berawal saat Shim Hak Ku yang bekerja di pemerintah kehilangan pandangan sesudah keluarganya dihancurkan oleh beberapa konspirator. Mengakibatkan, Shim Hak Ku jadi buta dan miskin. Tetapi, ia tidak sendiri karena didampingi oleh Shim Chung, putri cantiknya yang tumbuh jadi wanita kuat.

Shim Chung mempunyai banyak rekan-rekan hewan, dimulai dari angsa, anjing sampai kura-kura. Satu hari ia berani mempertaruhkan dianya pada monster laut untuk memperoleh 300 karung beras buat kembalikan pandangan si ayah. Berhasilkah Chung lakukan hal beresiko ini?

Mug Travel atau My Friend Bernard sebagai film animasi Korea Selatan yang dibikin pada 2007 kemarin. Berdasar skenario yang dicatat oleh Mark Lawson, Mug Travel disutradarai oleh Lim Ah Ron. Film ini diangkat berdasar kelucuan satu ekor beruang yang populer dalam sebuah acara animasi tv, Bernard Bear.

Mug Travel menceritakan mengenai seorang gadis kecil namanya Bebe yang rayakan malam Natal sendirian. Ia lalu dikasih sebuah liontin ajaib oleh Sinterklas. Penjelajahan yang mengagumkan juga diawali. Karena kemampuan teleportasi, Bebe bisa bertualang bersama Backkom sang beruang dan Konkongee sang penguin memakai mug. Ia berkunjung beragam lokasi yang cantik seperti gurun sampai kutub utara.

Life is Cool ialah film animasi romantis sekalian film rotoscoped pertama kali yang dibikin oleh Korea Selatan. Rotoscoped sendiri sebagai dari hasil rotoscoping yakni sebuah tehnik pembikinan animasi yang dipakai beberapa animator untuk mencari footage film, frame per frame buat hasilkan pergerakan yang realitas.

Dikerjakan oleh Choi Equan dan Choe Seung Won, Life is Cool menceritakan mengenai pertemanan tiga lelaki berumur sekitaran 30 tahun yang kembali berjumpa sesudah sepuluh tahun. Suatu hal yang harusnya membahagiakan berbeda sulit karena mereka menyenangi satu wanita yang serupa. Ingin tahu dengan lanjutannya?

Film animasi Korea ikut mendapatkan tempat di gelaran-ajang penghargaan karena kwalitasnya yang bagus. Satu diantaranya ialah The King of Pigs ini. Dia memperoleh tiga penghargaan sekalian pada gelaran berprestise Festival Film Internasional Busan 2011 kemarin. The King of Pigs dipilih untuk diputar di Festival Film Cannes (2012).

Memang seperti apakah ceritanya? Kyung Min (Oh Jung Se) alami kemunduran. Secara stimulanive ia membunuh istrinya. Sambil masih sembunyikan kemarahannya, ia cari bekas rekan sekolahnya namanya Jong Suk (Yang Ik Juni).

Jong Suk sebagai seorang penulis mistis khusus otobiografi. Sesudah lima belas tahun terpisah, ke-2 nya kembali berjumpa yang pertama kalinya. Tanpa bercerita kejahatan yang sudah dilakukan, Kyung Min mengingat kembali saat-saat sekolah dahulu.

Saat sekolah, ia dan Jong Suk ada di “rantai makanan paling bawah”. Ke-2 nya biasa disebutkan babi dan diancam oleh kelas penguasa yang dikenali dengan istilah anjing. Kyung Min selanjutnya ajak Jong Suk untuk berkunjung sekolahnya. Di situ, Kyung Min bercerita sebuah rahasia mengagetkan.

Leafie, A Hen Into the Wild sebagai film animasi Korea yang memperoleh banyak penghargaan berprestise. Ini kali dari Festival Film Sitges (2011) di Spanyol dan Asia Pacific Screen Awards di Australia. Film animasi ini menceritakan perjalanan seorang ayam betina namanya Leafie yang hidup dalam suatu peternakan bersama ayam petelur lain.

Leafie ingin jadi ibu tetapi ia tidak dapat mendekami telurnya sendiri. Ayam betina itu juga lalu berencana untuk lari dari peternakan. Bukanlah sukses Leafie justru tidak sadarkan diri dan siap dibuang pasalnya si pemilik menduga ia telah mati.

Leafie selanjutnya kembali sadar dan kaget karena di hadapannya telah ada satu ekor musang yang siap menangkap. Untung ia ditolong oleh Wanderer, satu ekor bebek murah hati. Bagaimana lanjutan cerita sang ayam dan bebek ini?

The Fake sebagai feature ke-2 Yeon Si Ho sesudah The King of Pigs. Saat sebelum launching di bioskop Korea Selatan, film animasi ini berlanglangbuana lebih dulu ke Festival Film Internasional Toronto. Menariknya, The Fake mendapatkan penghargaan dari Sitges Film Festival dan Gijón International Film Festival, tidak kalah atas perintisnya.

Film ini menceritakan mengenai seorang penatua gereja namanya Choi Gyeong Seok yang dipercayai oleh beberapa warga dusun berkaitan permasalahan relokasi rumah mereka. Selainnya janjikan rumah yang semakin nyaman, ia menjelaskan jika 144.000 orang akan masuk surga bila memberi persembahan pada gereja.

Film animasi Korea yang ini dibikin sebagai prequel dari film zombie fantastis Train to Busan. Dia memvisualisasikan mengenai bagaimana pandemic zombie mulai ada di Korea saat itu. Seoul Station ikut diputar di Festival Film Internasional Edinburg (2016).

Menceritakan sebuah peristiwa menakutkan disekitaran stasiun Seoul yang sebelumnya menerpa seorang wanita muda. Ia larikan diri dari pacar yang akan menjadikan kembali sebagai wanita penghibur. Apes untuknya karena selainnya harus larikan diri dari pacar, ia harus juga selamatkan diri dari gempuran zombie. Apa wanita ini sukses selamat?

Tidak diunggulkan sebagai salah satunya film animasi Korea yang membesarkan hati. Beberapa rekor diperpecahkannya. Dimulai dari rekor pemasaran ticket paling cepat sampai rekor sebagai film animasi Korea Selatan yang pertama tampil dalam gelaran Tokyo Anime Award. Tidak diunggulkan dipilih sebagai sisi dari transisi film di antara Korea Selatan dan Utara.

Disutradarai oleh Oh Sung Yoon dan Lee Chun Baek, Tidak diunggulkan bercerita mengenai anjing terlantar yang kehadirannya tidak dihiraukan kembali oleh manusia. Kedengar bersedih, kan? Tetapi, yang sebetulnya terjadi ialah anjing-anjing itu malah sukses mendapati kebebasan dan memulai mengetahui identitasnya sendiri. Anjing yang pandai!

Kehadiran film animasi Korea menambahkan panjang beberapa produk industri selingan yang dapat kita cicipi. Bila sejauh ini film animasi dikuasai oleh Jepang, Korea Selatan mempunyai produk berkualitas. Bisa dibuktikan dengan kehadiran sepuluh judul film animasi di atas.

 

Baca Juga streaming anime