1. Mengetahui zaman Arab Saudi
Hanya ada dua musim di Arab Saudi yang panas dan dingin. Meski mirip dengan Indonesia, ada perbedaan kelembapan yang jarang terjadi di Arab.
Dua kota yang dipastikan akan dikunjungi para peziarah dari Indonesia adalah Mekkah dan Madinah, yang memiliki perbedaan suhu yang kecil karena letak geografisnya. Setelah kita mengetahui suhu dan cuaca di sana, kita bisa beradaptasi dan mengantisipasi dengan membawa perlengkapan untuk kenyamanan kita di Arab Saudi. 2. Pemeliharaan kesehatan
Banyak metode umrah yang membutuhkan kekuatan fisik, seperti tawaf (mengelilingi Ka’bah) 7 kali dan sai (lari cepat dari Safa ke Marwah) 7 kali. Jarak Tawaf sangat bergantung pada kedekatan komunitas Ka’bah yang menjadi pusat lingkaran, mulai dari keliling 200 meter (1.400 meter dalam 7 lingkaran) dan semakin jauh dari Ka’bah, semakin jauh jaraknya. Kemudian jarak dari Safa ke Marwah sekitar 450 meter, sehingga tujuh ruas jalan tersebut menempuh jarak sekitar 3,15 kilometer. Oleh karena itu, tawaf dan sai memiliki total perjalanan setidaknya 4,55 kilometer dengan berjalan kaki. Kemudian, selain beribadah di Masjid Agung di Mekkah dan Masjid Nabawi, ketika jemaah menuju Tanah Suci, mereka juga berziarah ke tempat lain di berbagai kota, seperti Masjid Al Aqsa dan Gunung Jabal Nur. Itulah mengapa kesehatan fisik sangat penting ketika kita berada di Tanah Suci.
3. Membawa kebutuhan pribadi
Jika kita sudah mengetahui bagaimana menggambarkan kondisi suhu, musim di Tanah Suci, kita dapat mengantisipasinya dengan membawa kebutuhan pribadi seperti kebutuhan dan kesiapan perlawanan penyakit, perawatan tubuh, dan pakaian yang layak. Jika kita tidak terbiasa dengan udara dingin dan rentan terkena pilek, terutama pada malam hari, kita bisa membawa minyak di udara atau tanaman untuk menghangatkan tubuh. Kemudian, karena udara di Arabia kering, para peziarah harus membawa para wanita terutama lotion untuk menjaga kelembapan kulit. Selain itu, wanita harus mengenakan pakaian yang sopan dan tertutup. Masker wajah sangat penting untuk menjaga pernapasan, terutama jika Anda bepergian ke luar ruangan ketika ada angin kencang yang dapat membawa pasir.
4. Ketahui aturan Arab Saudi
Ada sejumlah aturan terkait moderasi di negara muslim ini, yang terangkum dalam Piagam Ketertiban Umum. Secara general seperti dilansir semua orang harus berpakaian sopan dan rapi dan wanita atau perempuan harus bersedia untuk menutupi bahu dan lutut di tempat publik. Di tempat umum, orang juga tidak boleh melakukan adegan bermesraan serta menggunakan bahasa kasar atau berkata kotor dan juga menunjukkan gaya tubuh yang tidak sopan.
Selain itu tidak diperbolehkan memimum menenteng atau membawa atau membeli dan mengkonsumsi minuman beralkohol yang memabukkan di Arab. Tidak diperkenankan juga untuk melakukan tindakan yang menunjukkan kebencian dan rasisme begitupun tindakan seksual maupun aseksual dan perilaku tidak senonoh termasuk kekerasan seksual. Pelanggar aturan kesopanan ini akan terkena denda mulai dari SAR50 hingga SAR6.000 (Rp180.000 hingga Rp2,25 juta). 5. Amalan belajar bahasa Arab
Ada kebiasaan baik tertentu dari orang Arab asli. Salah satunya adalah ketika adzan berkumandang, setiap orang harus segera meninggalkan aktivitas atau pekerjaannya dan pergi ke pertemuan masjid. Maka jangan heran jika para pedagang pasar begitu saja meninggalkan penjualannya saat mendengar adzan.
Contoh lain adalah bahwa orang Arab terbiasa dengan suara tinggi yang mengekspresikan kekuatan dan ketulusan. Namun, tidak boleh dipahami bahwa mereka mudah tersinggung, hanya perilaku mereka. Di sisi lain, perempuan tidak harus tersenyum untuk terlihat sopan, karena ini bisa diartikan sebagai stigma budaya Arab.
6. Manasik
Sebelum melakukan perjalanan ke Tanah Suci, calon jemaah haji sangat disarankan untuk mengikuti ritual atau demonstrasi untuk melakukan pelayanan yang diselenggarakan oleh biro perjalanan. Dalam ritual, kita dapat mempelajari praktik ritual yang memiliki kondisi serupa dengan Tanah Suci dan bertanya kepada pemandu omrah tentang hal-hal yang tidak kita pahami. 7. Persiapan biaya
Umrah adalah ibadah yang diperuntukkan bagi yang mampu, termasuk yang mampu secara materi. Alternatifnya mungkin dengan membeli reksa dana agar bisa pergi ke Tanah Suci tanpa utang.
Reksa dana berpotensi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan tabungan bank. Selain itu, reksa dana syariah mengikuti prinsip syariah tanpa riba dan telah mendapat fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai paket umroh, silahkan kunjungi langsung laman website arofahmina.co.id